Sabtu, 11 Desember 2010

Monumen Mac Arthur

Di Monumen Mac Arthur

Pembaca yang budiman, sebelum saya panjang lebar berbagi pengalaman, ada baiknya saya mengajak pada para pembaca untuk tidak henti-hentinya memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat anugerah serta rahmat-Nya lah saya, anda, dan semua yang ada di antero jagad ini mendapatkan kenikmatan berupa hidup dan kehidupan, walaupun masih ada sebagian dari saudara-saudara kita yang mengalami kemalangan, tetapi semua yang terjadi adalah kehendak-Nya, oleh karena itu kita pantas untuk mendo'akan agar saudara-saudara kita yang sedang dalam penderitaan tersebut sesantiasa diberi kekuatan dan kesabaran hingga mampu melewati semuanya, dan selalu diberikan petunjuk serta lindungan-Nya. Amin. Pembaca yang budiman, pada kesempatan ini saya mencoba untuk menuangkan sekelumit pengalaman saya tentang situs sejarah yang juga sebagai obyek wisata, yaitu " MONUMEN JENDERAL MAC ARTHUR ". Tempatnya di wilayah Propinsi Indonesia yang paling timur, yaitu di ketinggian Ifar Gunung - Jayapura Papua. Perjalanan dari pusat kota Jayapura cukup lumayan jauh, yaitu membutuhkan waktu + 30-45 menit dengan menggunakan sepeda motor atau mobil, kebetulan waktu itu saya menggunakan sarana sepeda motor, (biar lebih nyantai..). Kondisi jalan dari kota Jayapura menuju Ifar Gunung lumayan bagus, hanya sedikit berkelok-keluk sehingga harus hati-hati, terlebih pada saat kondisi lalu lintas ramai, biasanya di daerah tikungan Sky Line sering terjadi kecelakaan. Tetapi semuanya tidak terlalu menjadikan masalah jika kita berhati-hati, setelah kita melewati daerah Waena dan memasuki daerah Sentani, mata kita akan disuguhi keindahan pemandangan yang menakjubkan, yaitu pinggiran Danau Sentani. Kita bisa sedikit istirahat dan melepas penat di pinggiran danau tersebut, sambil duduk di para-para ( tempat duduk yang dibuat dari pohon kayu/orang papua bilang kayu buah ).
Danau Sentani

Nah setelah itu kita dapat melanjutkan kembali perjalanan menuju sasaran yaitu Monumen Mac Arthur. Sebelum kita sampai ditempat tujuan, kita akan melalui pos penjagaan Militer dari Kesatuan Rindam XVII/Cenderawasih, karena posisi bukit Mac Arthur memang berada di dalam lingkungan kesatrian Rindam XVII/Cenderawasih, oleh karenanya kita harus meninggalkan kartu identitas disana ( Biasanya KTP ), dan apabila pada saat itu juga sedaang diadakan kegiatan latihan Militer / latihan Menembak, maka masyarakat umum tidak diperkenankan memasuki wilayah tersebut. ( yang pasti pertimbangan faktor keamanan bagi pengunjung  ).
Danao Sentani
Kemudian setalah sampai di temapt tujuan kita dapat melihat-lihat pemandangan indah dari atas ketinggian bukit tersebut, namun yang terpenting adalah kita bisa tahu sedikit tentang monumen Mac Arthur tersebut dari sumber yang dapat kita tanyai langsung di sana, (penjaga Monumen Mac Arthur), ataupun Musium kecil yang terletak tidak jauh dari monumen tersebut. Nah disini saya akan sedikit  berbagi informasi tentang sejarah Monumen Mac Arthur.




Pada tanggal 7 Desember 1941 Jepang memulai perang Pasifik dengan menyerang Pearl Harbour di Hawai. Kurang dari delapan jam kemudian Jepang membom Clarc Field, utara Manila. Tiga hari kemudian Mac Arthur menyatakan Manila sebagai kota terbuka dan pindah ke Corregidor. Selama dua minggu kemudian di bawah tekanan berat tentara Jepang, pasukan Amerika di Filipina ditarik ke Bataan dan mereka meneruskan perlawanan terhadap Jepang selama tiga bulan. Pada bulan Maret 1942 Presiden Franklin Roosevelt memerintahkan Mac Arthur dan keluarganya menuju ke Melbourne. Mac Arthur membuat pernyataan …” I shall return.”
Tugas utama adalah melindungi Australia. Untuk memutuskan jalur laut Australia ke Amerika Serikat, Jepang berusaha mengurung Port Moresby lewat pantai selatan Irian. Setelah Jepang gagal mencapai sasarannya itu lewat laut, mereka dihentikan di darat pada bulan September 1942 oleh pasukan Australia di bawah perintah Mac Arthur. Sekutu kemudian mengambil alih pertahanan dan memulai suatu operasi militer yang panjang dan sulit untuk mengusir keluar Jepang dari Irian.
Pada bulan Februari 1943 Sekutu menang kendali atas Irian bagian tenggara dan mengeliminasi ancaman jalur laut. Kemenangan Mac Arthur terhadap Jepang di Irian adalah suatu langkah pertama dalam suatu operasi militer yang membawa pasukannya menuju ke arah barat Filipina. Sepanjang operasi ini unit-unit angkatan laut Pasific yang dipimpin oleh Adm William Holsey ditempatkan di bawah komando strategis Mac Arthur. Setelah membebaskan kepulauan Solomon, pasukan Mac Arthur menyerbu memasuki kepulauan Admiralty dan menetralisir basis pertahanan Jepang di Rabaul pada tahun 1944. Mereka kemudian bergerak di sepanjang pantai utara Irian dan akhirnya membuat pertahanan di Jayapura.
Jejak Jenderal Mac Arthur di Jayapura.
  • Setelah terpaksa meninggalkan Bataan dan menyingkir ke Australia, dan menerima bantuan pasukan serta peralatan dari Amerika, Jenderal Mac Arthur menyusun kekuatan baru, dan strategi yang diterapkannya adalah serangan balasan yang akan dilaksanakan menurut garis terpendek ke Jepang. Oleh karena itu pulau-pulau Indonesia bagian Barat, tidak termasuk dalam strategi serangan balasan ini.
Tulisan yang menempel di tugu Mac Arthur
  • Tempat-tempat pendudukan lainnya seperti: Sorong, Sarmi, Manokwari, Teluk Kao dsb nya tidak diserbu tetapi diblokir dari udara dan laut sehingga hubungan keluar terputus, tidak dapat saling memberi bantuan, dan akhirnya menyerah.
  • Pembebasan Nieuw Guinea/Papua oleh tentara Sekutu berlangsung hanya kurang dari 3 (tiga) bulan, yaitu tgl.22 April s/d 30 Juli 1944. Kekuatan tentara Jepang sepanjang pesisir utara dan barat Papua tidak berdaya terhadap strategi perang Sekutu yaitu taktik perang “KATAK LOMPAT”. Sama seperti pasukan Jepang yang memulai masuk Papua dengan mendaratkan pasukannya di Teluk Humboldt (sekarang Teluk Hamadi), maka Mac Arthur masuk kembali ke Papua dengan mendaratkan pasukannya melalui teluk Hamadi. Kemudian pasukannya berjalan kaki melalui Danau Sentani dan terus naik ke atas gunung, dan akhirnya membuat markas besar di Bukit daerah Ifar Gunung. Dari sini Mac Arthur kemudian merebut kembali Sarmi, Sorong, Manokwari dan Fak-fak.
  • Kedudukan tentara Sekutu di Hollandia dan sekitarnya makin diperluas, dan mendesak pertahanan tentara Jepang sehingga tidak terdapat perlawanan dan lumpuh seluruhnya. Dengan demikian pada tanggal 6 Juni 1944, operasi militer tentara Sekutu merebut Hollandia di bawah pimpinan Jenderal Douglass Mac Arthur dinyatakan selesai. Hollandia kemudian oleh Jend Mac Arthur dijadikan sebagai:
    • a) General Head Quarter of the South West Pacific Area (Markas besar Pasifik Barat Daya).
    • b) Pusat Allied Air Forces (Angkatan Udara sekutu).
    • c)Pusat Allied Land Forces (Angkatan Darat Sekutu), 
    • d). The US “7″ Fleet Recreation Centre di Ifar.
  • Sejak pendaratan tentara Sekutu di Hamadi atau Depapre pada tanggal 22 April 1944 sampai dengan 6 juni 1944, dimana operasi penyerangan Hollandia selesai, korban dipihak Sekutu: + 3332 prajurit tewas dan + 1057 luka-luka. Sedang korban di pihak Jepang: 3332 prajurit tewas, 611 tawanan, 611 melarikan diri ke Sarmi, serta ada yang hilang tak diketahui jumlahnya. Hollandia selanjutnya oleh Mac Arthur dijadikan sebagai “Markas Besar Tentara Sekutu Wilayah Pasifik Barat Daya” atau “General Headquarter of The Southwest Pacific Area“.
Perkembangan kota Jayapura (Hollandia) pada masa Sekutu (1944-1946).

Perkembangan kota Hollandia dalam Perang Dunia ke II atau Perang Pasifik sangat pesat. Apalagi Hollandia dan sekitarnya kemudian ditata kembali menurut kebutuhan tentara Sekutu dengan mengandalkan pekerja intinya “Batalyon Pembangunan” (Construction Batalyon) yang disingkat dengan sebutan “See Bees‘ (lafal dari huruf C dan B disingkat dari Construction Batalyon). See Bees mendemonstrasikan cara bekerja yang mengagumkan dengan peralatan mekanis, berbeda sekali dengan cara Jepang yang hanya mengandalkan kerja paksa penduduk dengan tenaga Romusha. Dengan meledakkan kaki-kaki pegunungan dengan dinamit, disusul dengan pendobrakan menggunakan buldozer, berbagai ukuran jalan dapat diselesaikan dengan cepat, sehingga tentara Sekutu yang di Hollandia-Sentani-Ifar-Depapre dan sebagainya dapat berkomunikasi dengan cepat.
Jalan induk ini banyak cabang-cabangnya; ke teluk Youtefa, Kamp Walker, Kamp 7 Fleet Abepantai, Sky Line, Hamadi dan kompleks perkampungan lain. 

Sayangnya obyek wisata dan situs purbakala monumen Mac Arthur terlihat kurang terawat, ditambah tempatnya yang berada diketinggian dan jauh dari keramaian kota, sehingga tempat tersebut sepi pengunjung, sebetulnya masih banyak lagi daerah-daerah wisata, ataupun tempat yang berpotensi untuk dijadikan obyek wisata di wilayah Jayapura, namun sayang kebanyakan kurang terawat dan mendapat sentuhan yang selayaknya, baik dari Pemerintah Daerah setempat maupun warga masyarakatnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar